Jumat, 31 Desember 2010

Renungan Tahun Baru 2011



Apa yang baru dari tahun baru ??? Waktu tetap berjalan. Bumi tetap berputar pada porosnya. Matahari tetap terbit dari timur dan tenggelam di barat.
Hari tetap berganti dari pagi, siang, dan menuju malam. Yang baru dari tahun baru adalah pemaknaan dan pembatasan manusia pada ruang, waktu dan peristiwa.
Satu tahun sebenarnya adalah sebuah garis batas imajiner kurun waktu yang sering dipakai untuk membatasi antara masa lalu dan masa yang akan datang. Imajiner berarti waktu berjalan relatif dengan pemaknaan yang berbeda-beda. Satu tahun bukanlah mutlak harus terdiri dari 365 hari.
Kaum Muslimin misalnya menyebut satu tahun adalah 350 hari, termasuk juga bangsa dan kepercayaan lain yang menggunakan penanggalan lunar (berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi). Bangsa Persia, Mesir Kuno, Inca dan Maya menyebut satu tahun 360 hari, berdasarkan satu lingkaran adalah 360 derajat.
Tahun Masehi pada awalnya selama beberapa ratus tahun lamanya berjumlah 300 hari karena satu tahun hanya terdiri atas 10 bulan. Bulan Juli dan Agustus disisipkan pada penanggalan Masehi untuk bulan ketujuh dan kedelapan. Penyisipan ini dilakukan ketika agama Kristen mulai berkembang serta untuk menghormati Julius Caesar dan Augustus Caesar yang dianggap berjasa menyebarkan agama Kristen di Eropa.
Akibat penyisipan ini maka nama-nama bulan pada kalender Masehi terasa menyimpang. Bulan Oktober, November dan Desember yang dalam bahasa Latin berarti bulan ke-8, 9 dan 10 tapi setelah penyisipan itu diubah menjadi bulan ke-10, 11 dan 12.
Tahun kabisat mulai diberlakukan pada abad pertengahan setelah timbul kekacauan penanggalan. Bulan April yang seharusnya musim semi malah turun salju sebagai tanda awal musim dingin yang biasanya jatuh pada akhir bulan Desember. Pihak otoritas gereja pada waktu itu kemudian melakukan ‘korupsi’ penanggalan, bulan April diubah menjadi Desember dan langsung merayakan Natal.
Jadi satu tahun atau tahun baru itu mempunyai banyak versi dan definisi menurut kepercayaan, budaya, aspek astronomi dan kesepakatan yang melatarbelakanginya. Di sekolah kita selalu diajarkan secara mutlak oleh para guru bahwa satu tahun adalah waktu evolusi bumi mengelilingi matahari untuk kembali ke tempat kedudukannya semula selama 365 hari. Benarkah? Memangnya kita tahu kedudukan awal bumi di mana?
Maka sebenarnya yang terpenting dalam menyambut tahun baru bukanlah pergantian angka tahun dari 2010 kepada 2011 yang selama ini kita rayakan dengan gegap gempita karena itu hanya angka-angka yang bisa diubah dan direkayasa oleh manusia. Apa yang berjalan secara rutin ini harus kita pahami sebagai sesuatu yang lepas dari rutinitas, yakni kebaruan itu sendiri. Oleh karena itu tahun baru tidak boleh jatuh menjadi rutinitas, karena itu hanya akan melucuti esensi kebaruan yang terdapat di dalamnya.
Karena esensi kebaruan dapat berlangsung kapan saja, maka tahun baru pada hakikatnya bisa terjadi setiap hari. Tahun baru lebih tepat digunakan sebagai sebuah momentum untuk melakukan evaluasi dan renungan yang dapat digunakan untuk mengubur hal-hal yang tidak baik selama kurun satu tahun sebelumnya untuk mengambil hikmah dan solusi yang kemudian dijadikan semangat dan optimisme ke depan. Meski kita tahu bahwa tidak perlu menunggu satu tahun untuk melakukan perubahan-perubahan dalam hidup, karena setiap saat adalah perubahan.




Terus Optimis
Walaupun kita tinggal di negeri yang ‘kacau-balau’ dengan tingkat korupsi dan kemiskinan yang tinggi, bencana alam yang silih berganti dan ketidakadilan yang menyeruak di mana-mana, optimisme harus tetap dibangkitkan.
Meminjam istilah Peter Drucker, "Orang bisa melihat gelas isinya setengah penuh (half full) dan bukan setengah kosong (half empty). Yang membedakan adalah mood atau sikap kita terhadap kondisi saat itu".
Orang yang optimistis akan selalu mengatakan kalau gelas itu is half full, sementara orang pesimistis akan mengatakan kalau gelas itu is half empty. Kenyataannya gelas itu memang setengah berisi air dan setengahnya lagi kosong, tetapi karena sikap dan paradigma orang yang memandangnya berbeda maka persepsi dari orang-orang itu juga berbeda-beda.
Hal ini sangatlah menarik untuk kita renungkan. Kalau kita orang yang optimistis, maka kita menjalani kehidupan ini dengan segala nilai positif, kemauan, hasrat dan semangat yang tinggi ada dalam diri kita serta kemauan yang kuat untuk selalu maju.
Sedangkan kalau orang pesimistis, mungkin saja benar bahwa gelas itu is half empty. Tetapi orang pesimistis sangat susah melewati hidupnya karena dia harus melewati hidupnya dengan segala beban kemurungan, kesedihan dan kesusahan.
Sekali lagi Peter Drucker mengingatkan bahwa: "Dalam kenyataannya kita pun tak bisa mengubah hal itu. Kita tidak bisa mengubah fakta yang telah terjadi. Tetapi kalau kita melihat dengan cara yang lain, maka kita akan mempunyai sebuah makna yang berbeda dalam melihat persoalan tersebut".
Sangat penting untuk melihat dan mempunyai sikap atau attitude yang tepat dan baik dalam kita melakoni kehidupan ini. Spektrum kita dalam melihat kehidupan ini haruslah luas dan dari berbagai sisi. Bukankah Allah dalam firman-Nya telah menyuruh kita untuk selalu mengingat-Nya baik dalam keadaan berdiri, duduk bahkan berbaring dan itu dihubungkan dengan proses penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam serta ciri orang yang berakal. Dan itu merupakan isyarat bahwa kita harus "meluas" dalam berfikir sehingga tindakan kita benar dan bernilai.
Sebagai penggugah, Bill Gates pada tahun 80-an pernah bermimpi suatu saat dapat menghadirkan komputer di setiap rumah. Sesuatu yang dianggap sulit diwujudkan pada masa itu. Mimpinya itu hari ini menjadi kenyataan dengan kepemilikan komputer yang tumbuh pesat setiap tahun, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi begitu mencengangkan pada zaman ini yang tidak pernah dibayangkan duapuluh atau bahkan sepuluh tahun yang lalu. Bill Gates dengan visinya mampu menjadikan dirinya sebagai orang terkaya di dunia. Perlu diingat, mimpi dapat mengubah hidup seseorang.

Jangan Menjadi Manusia Celaka
Tahun baru juga melahirkan masalah dan tantangan-tantangan baru yang perlu untuk ditanggapi secara tepat dan jernih. Tantangan dan masalah baru tidak bisa ditanggap dengan kerangka berpikir dan tindakan-tindakan lama.
Oleh karena itu tahun baru juga berarti keberanian untuk melihat dunia dengan cara baru, yakni cara yang mungkin sebelumnya tidak terpikirkan. Tanpa keberanian semacam itu, tahun baru hanyalah merupakan tahun lama yang berganti angka dan nama, namun tanpa mengubah substansi di dalamnya.
Tahun baru selalu menjanjikan harapan akan perubahan ke arah yang lebih baik. Memang mudah merencanakan atau berjanji untuk melenyapkan kebiasaan jelek di masa lalu. Dibutuhkan komitmen, semangat dan kerja keras untuk mewujudkannya. Tahun baru adalah momen untuk menyatakan dan menegaskan komitmen itu untuk perubahan ke arah yang lebih baik.
Tanpa pernyataan, ketegasan, dan tindakan konkret untuk mewujudkan harapan serta menggulirkan perubahan, perayaan tahun akan kehilangan maknanya, dan menjadi ritual yang miskin substansi.
Jadi, mumpung masih ada waktu mari kita luangkan waktu untuk sejenak menyepi, merenung dan membuat gambaran besar tentang kehidupan kita, visi atau impian yang kita inginkan untuk kemakmuran diri pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara di tahun mendatang. Atau dalam bahasa agama, mulailah dengan niat atau nawaitu yang ikhlas dan benar.
Tahun baru adalah momen yang penting untuk melakukan introspeksi atas segala kegagalan dan kekecewaan yang pernah terjadi. Momen yang tepat untuk melakukan evaluasi sekaligus apresiasi terhadap prestasi yang telah kita capai hingga saat ini. Ada ungkapan yang mengatakan, "Barangsiapa yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka ia merupakan orang yang beruntung. Kalau sama saja, dia adalah orang yang merugi. Sedangkan kalau lebih buruk, dia adalah orang yang celaka".

Kamis, 30 Desember 2010

Kisah seekor KUPU-KUPU

Seseorang menemukan kepompong seekor kupu. Suatu hari lubang kecil muncul. Dia duduk mengamati dalam beberapa jam calon kupu-kupu itu ketika dia berjuang dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu.

Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi. Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia mengambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu.

Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap-sayap mengkerut. Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap- sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yang mungkin akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu.
Semuanya tak pernah terjadi.

Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang.

Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.

Kadang-kadang perjuangan adalah suatu yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan perjuangan, itu mungkin justru akan melumpuhkan kita.

Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya yang dibutuhkan untuk menopang cita-cita dan harapan yang kita mintakan. Kita mungkin tidak akan pernah dapat “Terbang”. Sesungguhnya Tuhan itu Maha Pengasih dan maha Penyayang. Kita memohon Kekuatan…Dan Tuhan memberi kita kesulitan-kesulitan untuk membuat kita tegar.
  • Kita memohon KEBIJAKAN…Dan Tuhan memberi kita Berbagai persoalan Hidup untuk diselesaikan agar kita bertambah bijaksana.
  • Kita memohon KEMAKMURAN…Dan Tuhan memberi kita Otak dan Tenaga untuk dipergunakan sepenuhnya dalam mencapai kemakmuran.
  • Kita memohon KETEGUHAN HATI…Dan Tuhan memberi Bencana dan Bahaya untuk diatasi.
  • Kita memohon CINTA…Dan Tuhan memberi kita orang-orang bermasalah untuk diselamatkan dan dicintai.
  • Kita Memohon KEMURAHAN/KEBAIKAN HATI.... Dan Tuhan memberi kita kesempatan-kesempatan yang silih berganti.

Begitulah cara Tuhan membimbing Kita.

Apakah jika saya tidak memperoleh yang saya inginkan, berarti bahwa saya tidak mendapatkan segala yang saya butuhkan?

Kadang Tuhan tidak memberikan yang kita minta, tapi dengan pasti Tuhan memberikan yang terbaik untuk kita, kebanyakan kita tidak mengerti mengenal, bahkan tidak mau menerima rencana Tuhan, padahal justru itulah yang terbaik untuk kita.

Tetaplah berjuang…berusaha…dan berserah diri…

Jika itu yang terbaik maka pasti Tuhan akan memberikannya untuk kita.

CHATTING dengan Tuhan

BUZZ
TUHAN : Kamu memanggilKu ?
AKU: Memanggilmu? Tidak.. Ini siapa ya?

TUHAN : Ini TUHAN. Aku mendengar doamu. Jadi Aku ingin berbincang-bincang denganmu.
AKU: Ya, saya memang sering berdoa, hanya agar saya merasa lebih baik. Tapi sekarang saya sedang sibuk, sangat sibuk.

TUHAN : Sedang sibuk apa? Semut juga sibuk.
AKU: Nggak tau ya. Yang pasti saya tidak punya waktu luang sedikitpun. Hidup jadi seperti diburu-buru. Setiap waktu telah menjadi waktu sibuk.

TUHAN : Benar sekali. Aktifitas memberimu kesibukan. Tapip produktifitas memberimu hasil. Aktifitas memakan waktu, produktifitas membebaskan waktu.
AKU: Saya mengerti itu. Tapi saya tetap tidak dapat menghidarinya. Sebenarnya, saya tidak mengharapkan Tuhan mengajakku chatting seperti ini.

TUHAN : Aku ingin memecahkan masalahmu dengan waktu, dengan memberimu beberapa petunjuk. Di era internet ini, Aku ingin menggunakan medium yang lebih nyaman untukmu daripada mimpi, misalnya.
AKU: OKE, sekarang beritahu saya, mengapa hidup jadi begitu rumit?

TUHAN : Berhentilah menganalisa hidup. Jalani saja. Analisa-lah yang membuatnya jadi rumit.
AKU: Kalau begitu mengapa kami manusia tidak pernah merasa senang?

TUHAN : Hari ini adalah hari esok yang kamu khawatirkan kemarin. Kamu merasa khawatir karena kamu menganalisa. Merasa khawatir menjadi kebiasaanmu. Karena itulah kamu tidak pernah merasa senang.
AKU: Tapi bagaimana mungkin kita tidak khawatir jika ada begitu banyak ketidakpastian.

TUHAN : Ketidakpastian itu tidak bisa dihindari. Tapi kekhawatiran adalah sebuah pilihan.
AKU: Tapi, begitu banyak rasa sakit karena ketidakpastian.

TUHAN : Rasa Sakit tidak bisa dihindari, tetapi Penderitaan adalah sebuah pilihan.
AKU: Jika Penderitaan itu pilihan, mengapa orang baik selalu menderita?

TUHAN : Intan tidak dapat diasah tanpa gesekan. Emas tidak dapat dimurnikan tanpa api. Orang baik melewati rintangan, tanpa menderita. Dengan pengalaman itu, hidup mereka menjadi lebih baik bukan sebaliknya.
AKU: Maksudnya pengalaman pahit itu berguna?

TUHAN : Ya. Dari segala sisi, pengalaman adalah guru yang keras. Guru pengalaman memberi ujian dulu, baru pemahamannya.
AKU: Tetapi, mengapa kami harus melalui semua ujian itu? Mengapa kami tidak dapat hidup bebas dari masalah?

TUHAN : Masalah adalah Rintangan yang ditujukan untuk meningkatkan kekuatan mental (Purposeful Roadblocks Offering Beneficial Lessons(to)Enhance Mental Strength). Kekuatan dari dalam diri bisa keluar dari perjuangan dan rintangan, bukan dari berleha-leha.
AKU: Sejujurnya ditengah segala persoalan ini, kami tidak tahu kemana harus melangkah…

TUHAN : Jika kamu melihat keluar, maka kamu tidak akan tahu kemana kamu melangkah. Lihatlah ke dalam. Melihat keluar, kamu bermimpi.Melihat ke dalam, kamu terjaga. Mata memberimu penglihatan. Hati memberimu arah.
AKU: Kadang-kadang ketidakberhasilan membuatku menderita. Apa yang dapat saya lakukan?

TUHAN : Keberhasilan adalah ukuran yang dibuat oleh orang lain. Kepuasan adalah ukuran yang dibuat olehmu sendiri. Mengetahui tujuan perjalanan akan terasa lebih memuaskan daripada mengetahui bahwa kau sedang berjalan. Bekerjalah dengan kompas, biarkan orang lain bekejaran dengan waktu.
AKU: Di dalam saat-saat sulit, bagaimana saya bisa tetap termotivasi?

TUHAN : Selalulah melihat sudah berapa jauh saya berjalan, daripada masih berapa jauh saya harus berjalan. Selalu hitung yang harus kausyukuri, jangan hitung apa yang tidak kau peroleh.
AKU: Apa yang menarik dari manusia?

TUHAN : Jika menderita, mereka bertanya “Mengapa harus aku?”. Jika mereka bahagia, tidak ada yang pernah bertanya “Mengapa harus aku?”.
AKU: Kadangkala saya bertanya, siapa saya, mengapa saya disini?

TUHAN : Jangan mencari siapa kamu, tapi tentukanlah ingin menjadi apa kamu. Berhentilah mencari mengapa saya di sini. Ciptakan tujuan itu. Hidup bukanlah proses pencarian, tapi sebuah proses penciptaan.
AKU: Bagaimana saya bisa mendapat yang terbaik dalam hidup ini?

TUHAN : Hadapilah masa lalu-mu tanpa penyesalan. Peganglah saat ini dengan keyakinan. Siapkan masa depan tanpa rasa takut.
AKU: Pertanyaan terakhir. Seringkali saya merasa doa-doaku tidakdijawab.
TUHAN : Tidak ada doa yang tidak dijawab. Seringkali jawabannya adalah TIDAK.
AKU: Terima Kasih Tuhan atas chatting yang indah ini.

TUHAN : Oke. Teguhlah dalam iman, dan buanglah rasa takut. Hidup adalah misteri untuk dipecahkan, bukan masalah untuk diselesaikan. Percayalah padaKu. Hidup itu indah jika kamu tahu cara untuk hidup.
TUHAN has signed out.

Apa yang membuat Anda masuk surga?

Ada seorang pria meninggal dunia dan pergi ke Surga. Di depan pintu gerbang, sang Malaikat menemuinya. Katanya, “Begini… Supaya bisa masuk ke dalam Surga, kamu perlu mendapatkan nilai 100. Kamu sebutkan semua kebaikanmu selama di dunia dan aku akan memberi nilai atas setiap kebaikanmu. Begitu kamu mencapai nilai 100, silakan masuk.”
“Baik,” kata pria itu, “Saya menikahi seorang wanita yang sangat aku cintai. Saya tidak pernah selingkuh, bahkan memikirkan soal itu saja tidak pernah.”
“Luar biasa!” puji Sang Malaikat, “Nilainya tiga poin.”“Tiga poin!?” seru pria itu, “Saya juga setiap Minggunya pergi ke tempat ibadah dan juga terlibat dalam pelayanan. Hampir tidak pernah absen!”
“Bagus!” puji sang Malaikat lagi, “Satu poin untukmu!”
“Satu!!!??” seru pria itu, tidak percaya, “Kalau ini? Saya mengabdikan hidup saya untuk bekerja sebagai seorang juru masak di medan perang untuk para tentara dan korban perang.”
“Dua poin untukmu!” seru Malaikat sambil tersenyum.
“Dua poin???!!!!!” seru pria itu kecewa. “Sedikit sekali nilainya! Kalau begini caranya, saya hanya akan bisa masuk Surga kalau Tuhan bermurah hati padaku untuk mengijinkanku masuk!!”
“Bingo !!! Sekarang, silakan masuk!” kata sang Malaikat.

Keranjang Arang & ALKITAB


Seorang Kakek hidup di sebuah perkebunan di suatu pegunungan sebelah timur negara bagian Kentucky (USA) dengan seorang cucu lelakinya yang masih muda.
Setiap pagi sang Kakek bangun lebih awal dan membaca Alkitab di meja makan didapurnya. Si Cucu ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dengan cara semampunya.
Suatu hari sang Cucu bertanya, ? Kakek, aku mencoba untuk membaca Alkitab seperti yang kakek lakukan, tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Alkitab?
Dengan tenang sang Kakek mengambil keranjang tempat arang, sambil melobangi keranjangnya ia menjawab? Bawa keranjang ini ke sungai, penuhi dengan air dan bawa lagi kemari?
Maka sang Cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum sampai di depan rumahnya.
Kakek tertawa dan berkata, ? Lain kali kamu harus melakukannya lebih cepat lagi?
Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tersebut untuk mencobanya lagi. Sang Cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum ia sampai di depan rumah.
Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakeknya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi, maka sang Cucu mengambil ember sebagai ganti keranjang arang. Sang Kakek berkata, ?Aku tidak mau ember itu, aku hanya mau keranjang arang itu. Ayolah, usahamu kurang cukup,? Maka sang Kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha Cucunya itu.
Cucunya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakeknya, bahwa biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah..
Sekali lagi sang Cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai di depan kakek, keranjang sudah kosong lagi.
Sambil terengah-engah ia berkata, ?Lihat Kek, percuma!? Jadi kamu pikir percuma?? Kata kakek
Kemudian Kakek berkata, ?Lihatlah keranjangnya? Sang Cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya, dan untuk pertama kalinya
Ia menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu TELAH BERUBAH dari keranjang arang yang tua kotor, Kini berubah menjadi BERSIH LUAR DAN DALAM.
Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu MEMBACA ALKITAB. Kamu TIDAK BISA MEMAHAMI atau INGAT semuanya. Tetapi KETIKA kamu MEMBACANYA LAGI, kamu
AKAN BERUBAH, luar dalam. Itu adalah KARUNIA dari ALLAH di dalam hidup kita..?
Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati kita akan tenang.

1 Jam Saja


Suatu hari seorang anak kecil datang kepada ayahnya dan bertanya, "Apakah kita bisa hidup tidak berdosa selama hidup kita?".

Ayahnya memandang kepada anak kecil itu dan berkata, "Tidak, nak". Putri kecil ini kemudian memandang ayahnya dan berkata lagi, "Apakah kita bisa hidup tanpa berdosa dalam setahun?"

Ayahnya kembali menggelengkan kepalanya, sambil tersenyum kepada putrinya. "Oh ayah, bagaimana kalau 1 bulan, apakah kita bisa hidup tanpa melakukan kesalahan?"
Ayahnya tertawa, "Mungkin tidak bisa juga, nak".

"OK ayah, ini yang terakhir kali, apakah kita bisa hidup tidak berdosa dalam 1 jam saja?".
Akhirnya ayahnya mengangguk, "Kemungkinan besar, bisa nak dan kasih Tuhan
lah yang akan memampukan kita untuk hidup benar".
Anak ini tersenyum lega. "Jika demikian, aku akan hidup benar dari jam ke jam, ayah. Lebih mudah menjalaninya, dan aku akan menjaganya dari jam ke jam, sehingga aku dapat hidup dengan benar...."
Pernyataan ini mengandung kebenaran sejati. Marilah kita hidup dari waktu ke waktu, dengan memperhatikan cara kita menjalani hidup ini.
Dari latihan yang paling kecil dan sederhana sekalipun, akan menjadikan kita terbiasa,dan apa yang sudah biasa kita lakukan akan menjadi sifat, dan sifat akan berubah jadi karakter,dan karakter akan menjadi destiny.....
Hiduplah 1 jam TANPA
tanpa kemarahan,
tanpa pikiran negatif,
tanpa menjelekkan orang,
tanpa keserakahan,
tanpa pemborosan,
tanpa kesombongan,
tanpa kebohongan,
tanpa kepalsuan...

Lalu ulangi lagi untuk 1 jam berikutnya.. .

Hiduplah 1 jam DENGAN
dengan kasih,
dengan sukacita,
dengan damai sejahtera,
dengan kesabaran,
dengan kelemahlembutan,
dengan kemurahan hati,
dengan kerendahan hati,
dengan penguasaan diri...
Dan ulangilah untuk 1 jam berikutnya..

Jalanilah kehidupan yang berkenan kepada Tuhan, dengan menjalaninya dari waktu ke waktu, dari 1 jam ke jam berikutnya...

BUKU


Hidup manusia itu seperti sebuah BUKU. Front cover adalah tanggal lahir, back cover adalah tanggal pulang. Tiap lembarnya adalah tiap-tiap hari dalam hidup kita.

Ada buku yang tebal ada buku yang tipis. Ada buku yang menarik dibaca, ada yang tidak sama sekali. Sekali menulis tidak akan pernah berhenti sampai selesai. Yang hebatnya, seburuk apa...pun halaman sebelumnya, selalu tersedia halaman selanjutnya yang putih bersih, baru and tiada cacat.

Sama dgn hidup kita, seburuk apapun kemarin, Tuhan slalu menyediakan hari yang baru untuk kita. Kita selalu diberi kesempatan yg baru utk melakukan sesuatu yg benar dalam hidup kita setiap harinya, memperbaiki kesalahan kita dan melanjutkan alur cerita yg sudah ditetapkanNya untuk kita masing-masing.

Puji Tuhan utk hari ini!! Nikmati, isi dgn hal-hal yg baik dan jangan lupa untuk selalu bertanya kepada Tuhan tentang apa yang harus ditulis tiap2 harinya.

Semangkuk nasi putih (based on true story)



     Pada sebuah senja dua puluh tahun yang lalu, terdapat seorang pemuda yang kelihatannya seperti seorang mahasiswa berjalan mondar mandir di depan sebuah rumah makan cepat saji di kota metropolitan, menunggu sampai tamu di restoran sudah agak sepi, dengan sifat yang segan dan malu-malu dia masuk ke dalam restoran tersebut. "Tolong sajikan saya semangkuk nasi putih." Dengan kepala menunduk pemuda ini berkata kepada pemilik rumah makan.

    Sepasang suami istri muda pemilik rumah makan, memperhatikan pemuda ini hanya meminta semangkuk nasi putih dan tidak memesan lauk apapun, lalu menghidangkan semangkuk penuh nasi putih untuknya. Ketika pemuda ini menerima nasi putih dan sedang membayar berkata dengan pelan : "dapatkah menyiram sedikit kuah sayur diatas nasi saya. "Istri pemilik rumah berkata sambil tersenyum : "Ambil saja apa yang engkau suka, tidak perlu bayar !" Sebelum habis makan, pemuda ini berpikir : "kuah sayur gratis. "Lalu memesan semangkuk lagi nasi putih." Semangkuk tidak cukup anak muda, kali ini saya akan berikan lebih banyak lagi nasinya. "Dengan tersenyum ramah pemilik rumah makan berkata kepada pemuda ini. "Bukan, saya akan membawa pulang, besok akan membawa ke sekolah sebagai makan siang saya !" Mendengar perkataan pemuda ini, pemilik rumah makan berpikir pemuda ini tentu dari keluarga miskin diluar kota, demi menuntut ilmu datang ke kota, mencari uang sendiri untuk sekolah, kesulitan dalam keuangan itu sudah pasti. Berpikir sampai disitu pemilik rumah makan lalu menaruh sepotong daging dan sebutir telur disembunyikan dibawah nasi, kemudian membungkus nasi tersebut sepintas terlihat hanya sebungkus nasi putih saja dan memberikan kepada pemuda ini. Melihat perbuatannya, istrinya mengetahui suaminya sedang membantu pemuda ini, hanya dia tidak mengerti, kenapa daging dan telur disembunyikan di bawah nasi? Suaminya kemudian membisik kepadanya: "Jika pemuda ini melihat kita menaruh lauk di nasinya dia tentu akan merasa bahwa kita bersedekah kepadanya, harga dirinya pasti akan tersinggung lain kali dia tidak akan datang lagi, jika dia ke tempat lain hanya membeli semangkuk nasi putih, mana ada gizi untuk bersekolah." "Engkau sungguh baik hati, sudah menolong orang masih menjaga harga dirinya." "Jika saya tidak baik, apakah engkau akan menjadi istriku ?" Sepasang suami istri muda ini merasa gembira dapat membantu orang lain.

     "Terima kasih, saya sudah selesai makan." Pemuda ini pamit kepada mereka. Ketika dia mengambil bungkusan nasinya, dia membalikan badan melihat dengan pandangan mata berterima kasih kepada mereka. "Besok singgah lagi, engkau harus tetap bersemangat !" katanya sambil melambaikan tangan, dalam perkataannya bermaksud mengundang pemuda ini besok jangan segan-segan datang lagi. Sepasang mata pemuda ini berkaca-kaca terharu, mulai saat itu setiap sore pemuda ini singgah ke rumah makan mereka, sama seperti biasa setiap hari hanya memakan semangkuk nasi putih dan membawa pulang sebungkus untuk bekal keesokan hari. Sudah pasti nasi yang dibawa pulang setiap hari terdapat lauk berbeda yang tersembunyi setiap hari, sampai pemuda ini tamat, selama 20 tahun pemuda ini tidak pernah muncul lagi.

     Pada suatu hari, ketika suami ini sudah berumur 50 tahun lebih, pemerintah melayangkan sebuah surat bahwa rumah makan mereka harus digusur, tiba-tiba kehilangan mata pencaharian dan mengingat anak mereka yang di sekolahkan di luar negeri yang perlu biaya setiap bulan membuat suami istri ini berpelukan menangis dengan panik. Pada saat ini masuk seorang pemuda yang memakai pakaian bermerek kelihatannya seperti direktur dari kantor bonafid. "Apa kabar?, saya adalah wakil direktur dari sebuah perusahaan, saya diperintah oleh direktur kami mengundang kalian membuka kantin di perusahaan kami, perusahaan kami telah menyediakan semuanya kalian hanya perlu membawa koki dan keahlian kalian ke sana, keuntungannya akan dibagi 2 dengan perusahaan." "Siapakah direktur di perusahaan kamu ?, mengapa begitu baik terhadap kami? saya tidak ingat mengenal seorang yang begitu mulia !"sepasang suami istri ini berkata dengan terheran."Kalian adalah penolong dan kawan baik direktur kami, direktur kami paling suka makan telur dan dendeng buatan kalian, hanya itu yang saya tahu, yang lain setelah kalian bertemu dengannya dapat bertanya kepadanya."

     Akhirnya, pemuda yang hanya memakan semangkuk nasi putih ini muncul, setelah bersusah payah selama 20 tahun akhirnya pemuda ini dapat membangun kerajaaan bisnisnya dan sekarang menjadi seorang direktur yang sukses untuk kerajaan bisnisnya. Dia merasa kesuksesan pada saat ini adalah berkat bantuan sepasang suami istri ini, jika mereka tidak membantunya dia tidak mungkin akan dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi sesukses sekarang.

     Setelah berbincang-bincang, suami istri ini pamit hendak meninggalkan kantornya. Pemuda ini berdiri dari kursi direkturnya dan dengan membungkuk dalam-dalam berkata kepada mereka: "bersemangat ya ! di kemudian hari perusahaan tergantung kepada kalian, sampai bertemu besok !" Kebaikan hati dan balas budi selamanya dalam kehidupan manusia adalah suatu perbuatan indah dan yang paling mengharukan.

TERHARU?, ayo mulai jangan sungkan untuk berbuat baik hari ini...You never know... what will happens tommorow ;)

Pemenang: TIDAK PUTUS ASA

Pada suatu ketika, iblis mengiklankan bahwa ia akan mengobral perkakas
kerjanya.

Pada hari H, seluruh perkakasnya dipajang utk dilihat oleh para calon pembeli, lengkap dengan harga jualnya. Barang yang dijual antara lain : dengki, iri, dendam, tidak jujur, malas, tdk menghargai org lain, tdk tahu berterima kasih, dll.

Disuatu pojok display ada suatu perkakas yg bentuknya sederhana bahkan sdh agak aus, tapi harganya paling tinggi diantara yg lain.

Salah seorg pembeli bertanya"alat ini apa namanya?" Iblis menjawab, "Oh..Itu namanya Putus Asa". "Kenapa harganya mahal sekali, kan sdh aus..?". "Ya karena perkakas ini sangat mudah dipakai dan berdaya guna tinggi.

Saya biasa dgn mudah masuk ke dlm hati manusia dgn alat ini dibandingkan dgn perkakas yg lain. Begitu saya berhasil masuk, dgn mudah saya dpt melakukan apa saja yg saya inginkan thd manusia

Tahukan anda kenapa barang ini mjd aus? Karena saya sering menggunakan kpd hampir semua org. Kebanyakan manusia tidak tahu kalau PUTUS ASA itu sebenarnya milik saya".

Jadi jika saat ini anda sedang ber PUTUS ASA, maka ingatlah itu bukan
berasal dari TUHAN! Segala sesuatu yg melemahkan iman berasal dr iblis..

Waspadalah, jgn menjadikan diri kita bulan-bulanan iblis. Hari ini, Bangkit dan katakan pd iblis, "TUHAN adh KEKUATAN dan PERISAIKU, bersamaNYA aku tdk akan goyah". Lalu melangkahlah dgn IMAN..

Keadaan hidup kita mungkin sesekali memukul kita sampai jatuh, tapi kita tdk boleh tetap tinggal dibawah..berdiri teguh..milikilah sikap dan mentalitas PEMENANG!!!

Suatu Refleksi Indah




Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu . Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih . "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu. "Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu."Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya"

Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang.... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu." Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang . "Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel. "Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal . Maukah kau menolongku?" Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah.

Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.. "Ayo bermain-main lagi denganku," kata pohon apel.. "Aku sedih ," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin hidup tenang.. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku

sebuah kapal untuk pesiar?" "Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah." Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. "Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu." "Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu," jawab anak lelaki itu..

"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat ," kata pohon apel. "Sekarang , aku sudah terlalu tua untuk itu," jawab anak lelaki itu.

"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu.

Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang," kata anak lelaki.

"Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah

sekian lama meninggalkanmu." "Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar

pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari,

marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang."

Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon.

Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Pohon apel itu adalah orang tua kita .

Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.

Dan, yang terpenting: cintailah orang tua kita.

Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

Minggu, 19 Desember 2010

zSHARE - the_best_of_sum_41-2008-khet.rar

zSHARE - the_best_of_sum_41-2008-khet.rar

Semuanya adalah kasih karunia

Ada seorang petualang yang ingin sekali melihat pemandangan yang ada dibalik bukit. Karena pemandangan itu hanya bisa dilihat dari atas bukit saja maka petualang ini harus mendaki bukit tersebut untuk mewujudkan impiannya itu. Oleh sebab itu, petualang tersebut memutuskan untuk mendaki bukit tersebut. Ia mempersiapkan seluruh perlengkapannya (perlengkapan untuk mendaki termasuk makanan dan minuman). Setelah mempersiapkan semuanya, petualang tersebut memulai perjalanannya. Ia mendaki bukit tersebut perlahan-lahan, langkah demi langkah.Tiba-tiba dalam perjalanannya, ia menemui suatu rintangan yaitu batu-batu kerikil yang tajam, ia pun berpikir di dalam hatinya: “wah, jika aku melewati batu-batu kerikil yang tajam ini, maka kakiku akan terluka dan akan mengeluarkan darah….”, namun karena keinginannya yang begitu besar untuk melihat pemandangan dibalik bukit tersebut, maka ia pun meneruskan perjalanannya. Ia melewati kerikil-kerikil tajam tersebut (sudah tidak ada jalan lain), dan ketika ia telah melewatinya, timbul keheranan dicampur kebanggaan diri karena kakinya tidak lecet sedikitpun. Dengan penuh kebanggaan, ia melanjutkan perjalanannya. Di tengah perjalanan, ia kembali diperhadapkan dengan rintangan yaitu seluk belukar (pohon duri). Ia pun kembali berpikir: “kalau aku melewatinya, maka tubuhku akan tersobek-sobek dan akan mengeluarkan darah…”. Namun, ia dibangkitkan dengan pengalaman pertama melewati kerikil tajam. Pada rintangan yang kedua ini ia menganggap bahwa dirinya bisa, ditambah lagi dengan mengingat kembali keinginannya untuk melihat pemandangan dibalik bukit. Ia melanjukan perjalanannya, dan akhirnya ia melewati rintangan yang kedua tersebut. Dan sungguh terkejutlah dia ketika ia memperhatikan dan merasakan bahwa tidak ada goresan bahkan kesakitan di tubuhnya. Ia pun kembali merasakan kebanggaan. Dengan penuh rasa percaya diri, ia melanjutkan perjalanannya mendaki bukit tersebut, dan tiba-tiba ia bertemu dengan lembah yang curam, yang dipenuhi dengan batu-batu besar. Hanya jalan itu yang harus dilalui untuk sampai ke puncak bukit. Ia pun kembali berpikir: “apabila saya melewati batu-batuan ini, bisa saja aku tergelincir, jatuh dan tulang-tulangku menjadi remuk. Namun, karena keinginannya yang begitu besar untuk melihat keindahan pemandangan dibalik bukit, maka iapun melanjutkan perjalanannya. Ia melewati batu-batu besar tersebut, dan ……. Akhirnya ia tergelincir, namun apa yang terjadi? Ia tidak mengalami patah tulang, keadaannya baik-baik saja. Dengan penuh semangat, ia melanjutkan untuk mendaki puncak bukit tersebut.
Dan pada akhirnya ia tiba di puncak bukit, dan ia melihat apa yang ingin ia lihat, yaitu pemandangan yang begitu indah. Sambil menikmati pemandangan tersebut, tiba-tiba ia melihat sesosok orang di bawah sebuah pohon yang sedang tergeletak tak berdaya. Ia menghampiri orang tersebut dan mempertanyakan keadaannya: “apa yang terjadi dengan anda? Apakah anda tidak mampu melewati rintangan-rintangan tadi?? Kenapa tubuh anda dipenuhi dengan luka-luka, berdiri pun anda tidak sanggup, karena kaki dan tulang-tulangmu retak??? Dengan suara yang lembut, pria yang sekarat tersebut menjawab: “ketika kau melewati kerikil-kerikil yeng tajam, Aku menggendong engkau; ketika kau hendak melewati semak belukar, Aku memeluk engkau; dan ketika kau melewati batu-batuan besar dan kau tergelincir dan jatuh, Akulah yang menopang engkau”. Dengan seketika, petualang tersebut tercengang kaget dan mulai merenungkan betapa besar kasih dari sosok pria yang terluka tersebut. Ia adalah Yesus.
Hidup Adalah Anugerah

(Efesus 2:8-10)

Bercerita Kepada Anak


Oleh: Tim Bengkel PAK-STT Jakarta Disampaikan oleh: Pdt.S.R.Pua STh

     Lihat! Mereka datang... ada yang berlari agar tidak terlambat, ada yang bergandengan tangan dengan saudaranya. Langkah mereka cepat dan ringan bagaikan anak rusa yang berkejar-kejaran. Satu tujuannya, berkumpul dan mendengar bersama cerita yang disampaikan oleh guru mereka.
Pernahkan kita merasakan besarnya keinginan anak untuk datang ke sekolah minggu dan mendengarkan cerita Alkitab. Anak-anak adalah pendengar-pendengar kecil itu, duduk manis dengan mata tertuju kepada kita dan mulut sedikit terbuka? Anak pada hakekatnya haus akan cerita. Bahkan bukan hanya anak, semua orang suka mendengarkan sebuah cerita.
Allah mengenal betul kemampuan manusia yang mudah belajar dengan cara mendengarkan cerita. Karena itu Allah menggunakan cerita untuk mengajar umat-Nya. Dua pertiga dari Perjanjian Lama dan sepertiga Perjanjian Baru dikemas dalam bentuk cerita.

A. Cerita.
     Cerita biasanya terdiri dari serangkaian peristiwa yang saling terkait dalam suatu periode waktu, yang di dalamnya pembaca atau pendengar melihat tokoh-tokoh yang berperan, merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh-tokoh itu, mengalami ketegangan karena perasaan yang muncul dan kelegaan ketika persoalan itu dapat diselesaikan. Dan yang penting dari sebuah cerita adalah makna yang dapat disampaikan kepada para pembaca atau pendengarnya.
Banya pengajaran dalam Alkitab disampaikan dalam bentuk cerita. Dengan harapan cerita yang disampaikan dapat dimengerti, membekas dalam hati serta mampu diwujudkan oleh pembaca atau pendengar melalui sikap hidup sehari-hari.

B. Bercerita.
     Bercerita adalah suatu upaya menyampaikan suatu peristiwa dan menghidupkannya sehingga pendengar atau pembaca dapat merasakan peristiwa yang disampaikan, bahkan pendengar atau pembaca dapat mengambil makna dari cerita itu sebagai mutiara kehidupan, mutiara iman.
Pada dasarnya manusia diberi kemampuan untuk bercerita (ngobrol, nge-rumpi, dsb). Seseorang yang menyampaikan cerita dengan baik, sama halnya dengan seorang pelukis. Seorang pelukis dengan indera mata, mata hati serta imajinasi yang terlatih akan memandang pematang sawah yang berliku-liku, pondok kecil dengan anak kecil yang setia menjaga, padi yang menguning dan kemudian melukiskannya di atas kanvas.  Begitu pula si pencerita perlu mengembangkan kemampuannya untuk melihat, yaitu peristiwa yang terjadi dalam cerita-cerita yang dibawakannya. Bercerita berarti menolong orang lain agar dapat melihat apa yang terkandung dalam suatu peristiwa.
Bercerita adalah salah satu metode dari sekian metode yang dipakai di dalam mengajar. Ada orang yang memang mempunyai bakat untuk bercerita dan ada yang tidak memilikinya. Namun persoalannya bukanlah terletak pada berbakat atau tidaknya seseorang dalam bercerita. Persoalan penting dan perlu diperhatikan adalah kemauan untuk terus menerus melatih kemampuan bercerita.

C. Mempersiapkan cerita.
     Bercerita adalah salah satu metode menyampaikan suatu pelajaran, karena itu perlu persiapan. Persiapan-persiapan yang perlu dilakukan adalah:
  1. Mempelajari dan mencari tahu kondisi dan tingkat kemampuan para pendengar.
  2. Memahami dan menghayati bahan pelajaran yang akan disampaikan.
  3. Mengolah bahan tersebut dan memperkaya dengan baham-bahan lain (untuk hal ini dapat menggunakan alat atau gambar peraga yang menunjang, yang juga disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak).
  4. Susunlah bahan tersebut dalam bentuk cerita, yang biasanya terdiri dari:
    • Pendahuluan cerita yang menarik
    • Isi cerita dengan diperkaya bahan lain
    • Makna cerita yang sederhana dan jelas
    • Klimaks cerita yang menarik
    • Penutup cerita singkat saja tapi berkesan

D. Tehnik bercerita.
     Bila konsep cerita telah tersusun dengan baik beserta pengayaannya. Maka selanjutnya adalah menyampaikan konsep itu kepada anak-anak. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah:
  1. Usahakan dan biasakan tidak teks-book, ciptakan kontak pandang dan batin dengan anak (konsep yang kita susun sebaiknya kita endapkan dalam pikiran kita).
  2. Menggunakan body-language (bahasa tubuh).
  3. Perubahan ekspresi (mimik, raut muka)
  4. Intonasi suara (naik turun suara, lemah-kuatnya, tekanan-tekanan dan jeda)
  5. Percakapan, dialog, monolog antar atau oleh pencerita
     Bercerita adalah upaya mengkomunikasikan suatu peristiwa yang telah lalu yang di dalamnya terdapat makna yang berguna untuk disampaikan kepada pendengar. Bercerita dalam sekolah minggu atau kebaktian anak bukan hanya berhenti ketika anak-anak sudah tahu dan mereka mendengar cerita yang disampaikan, tetapi lebih dari itu anak mampu mendapatkan makna Firman Tuhan yang disampaikan dalam bentuk cerita. Bercerita bukan hanya menyampaikan pesan atau peristiwa, tetapi juga memberi nuansa yang baik bagi perkembangan anak. Tuhan Memberkati kita.